Tuesday 2 November 2010

-post#3- Turun Langsung: amati, rasakan, perbaiki&sempurnakan!


Sudah lama beberapa blog terabaikan karena saya sedang jauh dari koneksi internet selama ini. Terima kasih kepada mamang daniel yang telah mengenalkan program windows live writer beta, saya pun bisa nulis blog tanpa harus tersambung ke internet...

Hutang skripsi yang sempat terlantar membuat saya maninggalkan kedai untuk sekian lama...
Secara tidak sadar, hal ini ternyata diikuti dengan penurunan omset kedai yang drastis!

Saya pun mulai mencari-cari penyebab turunnya omset kedai ini...

Metode yang saya gunakan adalah dengan cara: menjadi pembeli
Ya, selama beberapa hari, saya duduk di meja pembeli, memesan beberapa hidangan(yang membuat banyak kemajuan di perut), dan menikmati suasana kedai layaknya seorang pembeli.

Hmmm...
Ternyata banyak perbedaan antara apa yang ada di kedai dan apa yang selama ini saya bayangkan! Mulai dari kualitas hidangan, pelayanan, kebersihan, dan lain sebagainya...
Inilah masalahnya.

salah satu menu wajib di kedai tiap kali nongkrong di sana...

Sebuah pembelajaran yang berbiaya mahal!
Karenanya, mulai sekarang saya menerapkan SOP baru:
Saya atau ipar harus ada di kedai setidaknya selama 3jam dalam sehari! ^____^



Sunday 23 May 2010

Terus Berinovasi, KEDAIKAKAPOVI!

AlhamduliLLAH, kami mendapat kesempatan untuk mengembangkan konsep KEDAIKAKAPOVI. Beberapa perbaikan terus kami coba lakukan setiap saat.
Kami sadar, kami bukan yang terbaik. Tapi kami selalu belajar untuk selalu memperbaiki diri.

Beberapa perbaikan yang telah kami lakukan saat ini berupa penambahan menu dan bentuk kedai...
Selalu berinovasi, menjadi KEDAIKAKAPOVI yang lebih baik lagi... ^___^

Sunday 21 June 2009

-post#2- "lima ribu aja mas..."

Untuk memenuhi target memiliki badan yg OK saat wisuda nanti, setiap hari saya mewajibkan diri untuk makan nasi hanya satu kali dalam sehari. Sebagai gantinya saya mengkonsumsi 2-3lembar roti gandum juga es buah, yg di Bandung ini juga dikenal dengan nama es Shanghai.

Yang menarik dan menjadi bahasan sekarang adalah kejadian yg terjadi saat pembelian es shanghai beberapa hari yg lalu. Di hari itu saya memutuskan untuk membeli es shanghai di fadhillah1, yg terletak di pedalaman Jl.Tubagus Ismail, bandung.
Berikut cuplikan kejadiannya...
Karena saya baru sempat mencari es shanghai di malam hari, ketika saya sampai di lokasi bahan-bahannya sudah pada habis. Biasanya di satu porsi es fadhillah terdapat mangga, semangka, melon, timun suri, apel, pir, anggur, dan kelapa muda. Sayang aps saya datang, melon dan mangganya sudah habis. Saya sih ga masalah, terutama untuk yg mangga. Karena emang sekarang bukan musimnya, mangga yg dipake di hampir semua lokasi penjual es shanghai masih mentah, asem!
Sebagai kompensasi, dia bilang bakal dikasi buah yg lain dengan porsi yg lebih banyak... Bener! Porsi yg dikasi si abang, BUANYAK! Bayangin aja, pas sampe kosan, nuang es shanghai satu mangkok gede aja ngga ketampung, musti dibagi jadi dua kloter! Eh, ditambah lagi pas bayar, abangnya bilang begini: "udah mas, 5ribu aja..." Beuh! Dengan sedikit terkejut plus kaget, cuma bisa bilang "serius bang?" :p
Kejadian ini emang sangat biasa. Kalo dipikir secara logis kan kalo dibesokin buahnya bakal busuk. Jadi itu emang pengabisan... :p
Cuma gimana lagi, hati sudah terpincut! Si abang yg dengan bijak memberi kompensasi dengan porsi yg lebih dan pengurangan harga, membuat saya kagum. Saya pun memutuskan untuk rutin mengkonsumsi es buah fadhillah...

***

Saat menulis tulisan ini jadi teringat sebuah bab di buku "Anti Marketing" karya Kafi kurnia (CMIIW) Di sana ada tuh bahasan yg seperti ini, di mana dia kalo ngga salah ngasi contoh penjual mie yg memberi satu porsi bonus kepada pelanggannya. Sebuah langkah yg dianggap Oom kafi sebagai neo marketing, marketing yg melebihi batas teori-teori yg ada.

Hmmm... Menarik untuk dicoba nih... ^___^

-post#1- memakai kacamata pembeli

gunakan cara berpikir pembeli, maka akan terlihat seperti apa cara berdagang yg baik...
Entah dapet darimana quote ini, tapi inilah cara mudah yg simpel dan logis untuk berdagang. Memang terdengar sangat naif, tapi bayangkan seperti ini...
Selama +/-23tahun hidup saya sebelum berpikir untuk membuka usaha, dihabiskan dengan menggunakan kacamata pembeli. Saya termasuk pembeli yg kritis loh, paling engga suka sama pelayanan dan produk yg tidak sempurna. Hukuman bagi mereka yg seperti demikian bisa sampai pencoretan dari agenda kunjungan saya.

Dan sekarang sudah hampir setahun saya mencoba peruntungan di bidang bisnis. Terus terang masih sangat jauh dari target, tapi alhamduliLLah sudah cukup memuaskan. Lalu, bagaimana penerapan "pemakaian kacamata pembeli"? Ikuti blog ini, setidaknya akan ada beberapa ulasan "belajar bisnis via penggunaan kacamata pembeli" dari saya.